Imam-Imam Pemimpin Islam
Dan jadikanlah kami sebagai
imam (pemimpin) bagi orang-
orang yang bertaqwa ”
[QS Al-Furqan : 74]
Dewasa ini Islam memiliki
banyak pandangan atau
pendapat mengenai
Kepemimpinan. Wacana
kepemimpinan yang
berkembang ini, di awali
setelah Rasulullah SAW wafat.
Masyarakat Islam telah
terbagi-bagi kedalam banyak
kelompok atau golongan.
Kelompok-kelompok Islam ini
terkadang satu sama lain
saling menyalahkan atau
bahkan mengkafirkan.
Perihal mengenai
kepemimpinan dalam Islam
merupakan suatu wacana yang
selalu menarik untuk
didiskusikan. Wacana
kepemimpinan dalam Islam ini
sudah ada dan berkembang,
tepatnya pasca Rasulullah
SAW wafat. Wacana
kepemimpinan ini timbul
karena sudah tidak ada lagi
Rasul atau nabi setelah Nabi
Muhammad SAW wafat.
Dalam firman Allah SWT
dikatakan bahwa Al-qur ’an itu
sudah bersifat final dan tidak
dapat diubah-ubah lagi.
Sehingga Rasulullah SAW
adalah pembawa risalah
terakhir dan penyempurna
dari risalah-risalah
sebelumnya.
“ Telah sempurnalah kalimat
Tuhanmu (Al-qur’an) sebagai
kalimat yang benar dan adil.
Tak ada yang dapat mengubah
kalimat-kalimat-Nya. ”(Q.S Al-
An’am:115).
Tidaklah mungkin akan ada
seorang nabi baru setelah
Rasulullah SAW. Karena
ketika ada seorang nabi baru
setelah Rasulullah SAW maka
akan ada suatu risalah baru
sebagai penyempurna dari
risalah sebelumnya, sehingga
artinya Al-qur ’an tidaklah
sempurna dan Allah menjadi
tidak konsisten terhadap
pernyataannya yang ia
sebutkan dalam ayat di atas.
Ketika Rasulullah SAW wafat,
berdasarkan fakta sejarah
dalam Islam, Umat Islam
terpecah belah akibat
perdebatan mengenai
kepemimpinan dalam Islam,
khususnya mengenai proses
pemilihan pemimpin dalam
Islam dan siapa yang berhak
atas kepemimpinan Islam.
Sejarah mencatat bahwa
kepemimpinan Islam setelah
Rasulullah SAW wafat dipimpin
oleh Abu Bakar, Umar Bin
Khattab, Utsman Bin Affan, Ali
Bin Abi Thalib, Muawiyah, dan
Bani Abbas. Setelah dinasti
Abbasyiah kepemimpinan
Islam terpecah pecah ke
dalam kesultan-kesultanan
kecil.
Permasalahan kepemimpinan
ini membuat Islam menjadi
terfragmentasi dalam
kelompok-kelompok,
diantaranya yang terbesar
adalah adanya kelompok Sunni
dan Syiah. Kedua kelompok
besar ini memiliki konsep dan
pahaman kepemimpinan yang
sangat jauh berbeda. Kedua
kelompok ini memiliki dalil
dan argumentasi yang sama-
sama menggunakan sumber
Islam yaitu Al-qur ’an dan
Sunnah.
Kedua kelompok ini terkadang
saling berseteru satu sama
lain, dan juga ada yang sampai
mengkafirkan satu sama lain.
Kondisi ini sangatlah tidak
sehat bagi perkembangan
kaum muslimin, harusnya
mereka dapat berargumentasi
secara rasional dan logis.
Sehingga kaum muslim dapat
melihat dan menilai apakah
proposisi-proposisi yang
dikeluarkan merupakan suatu
kebenaran atau tidak.
Pada dasarnya sejarah tak
bersih dari peristiwa kelam.
Sejarah setiap bangsa, dan
pada dasarnya sejarah umat
manusia, merupakan
himpunan peristiwa
menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Pasti begitu.
Allah menciptakan manusia
sedemikian sehingga manusia
tidak bebas dari dosa.
Perbedaan yang terjadi pada
sejarah berbagai bangsa,
komunitas dan agama terletak
pada proporsi peristiwa
menyenangkan dan tidak
menyenangkan, bukan pada
fakta bahwa mereka, hanya
memiliki peristiwa
menyenangkan saja atau tidak
menyenangkan saja.
Proses memahami sejarah
tidak boleh berlandaskan suka
atau tidak suka, dan juga
harus siap menerima segala
konsekuensi yang timbul
setelah kita menelaah sejarah
tersebut.
Syarat-syarat Kepemimpinan
Dalam Islam
Kepemimpinan setelah
Rasulullah SAW ini,
merupakan pemimpin yang
memiliki kualitas spiritual
yang sama dengan Rasul,
terbebas dari segala bentuk
dosa, memiliki pengetahuan
yang sesuai dengan realitas,
tidak terjebak dan menjauhi
kenikmatan dunia, serta harus
memiliki sifat adil.
Pemimpin setelah Rasul harus
memiliki kualitas spiritual
yang sama dengan Rasul.
Karena pemimpin merupakan
patokan atau rujukan umat
Islam dalam beribadah setelah
Rasul. Oleh sebab itu ia
haruslah mengetahui cita rasa
spritual yang sesuai dengan
realitasnya, agar ketika
menyampaikan sesuatu pesan
maka ia paham betul akan
makna yang sesungguhnya
dari realitas (cakupan)
spiritual tersebut. Ketika
pemimpin memiliki kualitas
spiritual yang sama dengan
rasul maka pastilah ia
terbebas dari segala bentuk
dosa.
Menurut Murtadha
Muthahhari, umat manusia
berbeda dalam hal keimanan
dan kesadaran mereka akan
akibat dari perbuatan dosa.
Semakin kuat iman dan
kesadaran mereka akan
akibat dosa, semakin kurang
mereka untuk berbuat dosa.
Jika derajat keimanan telah
mencapai intuitif
(pengetahuan yang didapat
tanpa melalui proses
penalaran) dan pandangan
bathin, sehingga manusia
mampu menghayati
persamaan antara orang
melakukan dosa dengan
melemparkan diri dari puncak
gunung atau meminum racun,
maka kemungkinan
melakukan dosa pada diri
yang bersangkutan akan
menjadi nol.[14] Saya
memahami apa yang
dikatakan Muthahhari derajat
keimanan telah mencapai
intuitif dan pandangan bathin
ini adalah sebagai telah
merasakan cita rasa realitas
spiritual. Dengan adanya
kondisi telah merasakan cita
rasa realitas spiritual, maka
pastilah Rasulullah SAW dan
Imam Ali Bin Abi Thalib
beserta keturunannya tadi
terbebas dari segala bentuk
dosa.
Kondisi ini juga akan
berkonsekuensi pada
pengetahuannya yang sesuai
dengan realitas dari wujud
atau pun suatu maujud. Ketika
pemimpin tersebut
mengetahui realitas dari
seluruh alam, maka pastilah ia
tahu akan kualitas dari dunia
ini yang sering menjebak
manusia.
Kemudian seorang pemimpin
haruslah juga memiliki sifat
adil. Rasulullah SAW pernah
berkata bahwa, ”Karena
keadilanlah, maka seluruh
langit dan bumi ini ada. ” Imam
Ali Bin Abi Thalib
mendefiniskan keadilan
sebagai menempatkan sesuatu
pada tempatnya yang layak.
Keadilan bak hukum umum
yang dapat diterapkan kepada
manajemen dari semua urusan
masyarakat. Keuntungannya
bersifat universal dan serba
mencakup. Ia suatu jalan raya
yang melayani semua orang
dan setiap orang. Penerapan
sifat keadilan oleh seorang
pemimpin ini dapat dilihat dari
cara ia membagi ruang-ruang
ekonomi, politik, budaya, dsb
pada rakyat yang dipimpinnya.
Misalkan tidak ada
diskriminasi dengan
memberikan hak ekonomi
(berdagang) pada yang
beragama Islam, sementara
yang beragama kristen tidak
diberikan hak ekonomi,
karena alasan agama.
Terkecuali memang dalam
berdagang orang tersebut
melakukan kecurangan maka
ia diberikan hukuman, ini
berlaku bagi agama apapun.
Dengan demikian jelas bahwa
setelah Rasulullah SAW wafat,
maka ummat Islam
sebenarnya memiliki seorang
pemimpin, yakni Imam Ali Bin
Abi Thalib. Kemudian
dilanjutkan oleh beberapa
keturunannya, yang mana
akhir dari kepemimpinan
tersebut adalah Imam Mahdi,
yang disebut sebagai Imam
akhir zaman.
Akan tetapi sekarang ini,
Dimanakah Imam Mahdi
tersebut? dan siapakah yang
memimpin umat Islam di
zaman ini? Untuk menjawab
pertanyaan ini, ada 4 dasar
falsafi kepemimpinan
kelompok dalam Islam
(syi ’ah), yaitu :
Pertama, Allah adalah hakim
mutlak seluruh alam semesta
dan segala isinya.. Allah
adalah Malik al-Nas,
pemegang kedaulatan, pemilik
kekuasaan, pemberi hukum.
Manusia harus dipimpin oleh
kepemimpinan Ilahiyah. Sistem
hidup yang bersumber pada
sistem ini disebut sistem Islam,
sedangkan sistem yang tidak
bersumber pada
kepemimpinan Ilahiyah disebut
kepemimpinan Jahiliyah. Hanya
ada dua pilihan kepemimpinan
Allah atau kepemimpinan
Thagut.
Kedua, kepemimpinan
manusia yang mewujudkan
hakimiah Allah dibumi adalah
Nubuwwah. Nabi tidak saja
menyampaikan Al-qanun Al-
Ilahi dalam bentuk kitabullah,
tetapi juga pelaksana qanun
itu sendiri. ”Seperangkat
hukum saja tidak cukup untuk
memperbaiki masyarakat.
Supaya hukum dapat
menjamin kebahagiaan dan
kebaikan manusia, diperlukan
pelaksana. ” menurut
Khomeini. Para Nabi diutus
untuk menegakkan keadilan,
menyelamatkan masyarakat
manusia dari penindasan. Nabi
telah menegakkan
pemerintahan Islam dan
Imamah keagamaan sekaligus.
Ketiga, garis Imamah
melanjutkan garis Nubuwwah
dalam memimpin ummat.
Setelah zaman Nabi berakhir
dengan wafatnya Rasulullah
SAW, kepemimpinan ummat
dilanjutkan oleh para imam
yang diwasiatkan oleh
Rasulullah SAW dan Ahlul
Baitnya. Setelah lewat zaman
Nabi, maka datanglah zaman
Imam. Jumlah Imam ini ada 12
(dua belas), pertama adalah
Imam Ali Bin Abi Thalin, dan
yang terakhir adalah
Muhammad ibn Al-Hasan Al
Mahdi Al Muntazhar, yang
sekarang dalam keadaan gaib.
Imam Mahdi mengalami dua
ghaibah, yakni ketika dia
bersembunyi didunia fisik, dan
mewakilkan kepemimpinannya
kepada Nawab al-Imam (wakil
Imam), dan ghaibah kubra,
yaitu setelah Ali Ibn
Muhammad wafat, sampai
kedatangannya kembali pada
akhir zaman. Pada ghaibah
kubra inilah kepemimpinan
dilanjutkan oleh para faqih,
hingga akhir zaman tiba.
Keempat, para faqih diberikan
beban menjadi khalifah.
Kepemimpinan Islam
berdasarkan atas hukum
Allah. Oleh karena seorang
faqih haruslah orang yang
lebih tahu tentang hukum
Illahi.
Jalaluddin Rakhmat dalam
buku Yamani yang berjudul,
filsafat Politik Islam,
menyebutkan bahwa secara
terperinci seorang faqih harus
memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
Faqahah, mencapai derajat
mujtahid mutlak yang sanggup
melakukan istinbath hukum
dari sumber-sumbernya.
’ adalah : memperlihatkan
ketinggian kepribadian, dan
bersih dari watak buruk. Hal
ini ditunjukkan dengan sifat
istiqamah, al shalah, dan
tadayyun.
Kafa ’ah : memiliki
kemampuan untuk memimpin
ummat, mengetahui ilmu yang
berkaitan dengan pengaturan
masyarakat, cerdas, matang
secara kejiwaan dan ruhani.
[18]
Menurut Khomeini, selain
persyaratan umum seperti
kecerdasan dan kemampuan
mengatur (mengorganisasi),
ada dua syarat mendasar
lainnya bagi seorang fuqaha
yaitu pengetahuan akan
hukum dan keadilan. Seorang
fuqaha sebenarnya adalah
wujud dari hukum Islam itu
sendiri. Dengan ini terlihat
bahwa seorang fuqaha itu
tidaklah boleh untuk berbuat
salah.
Sebelum akhir zaman tiba,
maka kepemimpinan Islam
haruslah di pegang oleh
seorang ulama (faqih) yang
memenuhi syarat-syarat. Tidak
sembarang manusia dapat
menjadi faqih (ulama).
Manusia harus melewati
proses-proses pengujian baik
secara intelektual maupun
spiritual.
Mudah-mudahan kita selalu
mendapatkan bimbingan dan
hidayah-Nya.
Insya Allah.
Tidak ada komentar
Jika ada pertanyaan, sekedar sharing pendapat, dll, Silakan Isi komentar di bawah ini: