Breaking News

Dan Alam Semestapun Telah Bosan Dengan Tangisannya

Sebuah kenyataan memberi gambaran nyata bagi kita semua. Kehidupan dunia yang kian hari kian menutup wajah kebenaran. Tak sadar, lambat laun rambut ini kian memutih, kulit kencangku kian keriput. Hari-hari ini semakin senja. Saat ku tengok diri, ternyata lumbung hatiku tak begitu penuh terisi. Saat pagi, ku tunggu siang menghadang. Saat petang, ku nanti malam membentang. Padahal semua aka berlalu dan kita kembali dalam kehampaan, saat siang itu mengganti malam.

Dunia… Aku silau dengan gemerlapmu. Aku terpana dengan Impian palsumu. Aku terbuai dengan rayu mautmu. Sungguh Aku benci tipu muslihatmu. Aku ingin berontak, berlari menuju perlindungan Sang Penciptamu. Semoga Jiwa ini selalu berada dalam dekapan-Nya. Cukuplah Ayat-Ayat kebesaran-Mu mengirim berita untuk kita semua. Kau tunjukan warna akhirat dihadapan kami. Saat kami melihat Kuasa-Mu yang Kau tunjukkan di dunia ini. Akal kami tak mampu menjangkaunya. Karena terlalu sedikit ilmu kami tuk menggapai Kemahatahuan-Mu. Biarlah mereka berteori dengan alam. Padahal alam sendiri tak mampu berbuat melainkan atas kehendak-Mu. Adakah semua itu menjadi tamtsil bahwa kenyataan itu adalah kebenaran-Mu. Tapi sedikit sekali diantara mereka yang meyakini kesana kecuali orang-orang yang diberikan Hidayah.

Tak cukupkah serambi Makkah menjadi lautan, Tasik bergetar, dan fenomena alam yang tak masuk diakal memberi teguran bagi hati kita. Cukuplah kemaksiatan ini merajai persada. Hentikan langkah-langkah syetan yang durjana. Marilah kita bersama-sama kembali pada-Nya. Mungkin dengan itu kemurkaan-Nya sedikit menyurut. Dan anak cucu kita masih dapat menikmati keindahan Alam semesta ciptaan-Nya. Atau…. mata rantai kehidupan akan berhenti sampai di sini, dan rotasi bumi menghentikan gerakannya. Semua tergantun kita semua.

Tahukah wahai insan.... Alam semesta ini telah bosan dengan tangisannya. Akibat tangan kotor kita. Lautan darah kau ciptakan di muka bumi ini, kobaran api kau nyalakan dengan penuh ambisi. Maka tangisan dahsyat dari langit pun menjadi teror.

Duh….Gusti, Maha Agung Penguasa Seantero jagat ini. Terasa sia-sia hidup ini, jika aku hanya terlarut dalam buaian mimpi-mimpi semu. Terasa jauh kiprahku di mata-Mu. Seonggok nyawaku ini tak berarti bila tak mendekat pada-Mu. Layakkah aku berada dekat di sisi-Mu kelak. Padahal Engkau terus mengalirkan Karunia-Mu yang tak terhingga. Ampuni kami semua ya…Allah. “LAA YAGHFIRUDZZUNUUBA ILLA ANTA”.


2 komentar:

  1. Ya .. Kita seringkali lupa tujuan utama hidup ini. Bekerja adalah agar mudah beribadah. Tapi betapa sering kita lupa beribadah gara2 bekerja. Yang lebih parah lagi, lupa beribadah lupa bekerja. Na'udzubillah.

    BalasHapus
  2. Renungan ini untuk kita semua sobat...Renungkanlah...Fikirkanlah...kemudian rubahlah segera!

    BalasHapus

Jika ada pertanyaan, sekedar sharing pendapat, dll, Silakan Isi komentar di bawah ini: